Arsenal. Sang buah apel yang tidak kunjung ranum itu kini sedang menghadapi masalah baru. Lini belakang.
Tim London Utara ini sedang punya peluang yang sangat baik untuk menjadi juara musim ini. Posisi mereka terus stabil di papan atas klasemen dan terus mengancam dominasi Chelsea-Manchester United di atas mereka. Beberapa penampilan mereka pun memang menunjukkan bahwa tim ini punya potensi dan daya ledak yang luar biasa untuk meraih titel. Sang pelatih, Arsene Wenger, juga sempat menyebutkan timnya sudah punya segalanya yang dibutuhkan untuk menjadi juara di Liga Premier.
Pertanyaan sederhana yang muncul: Benarkah?
Melihat beberapa pertandingan terakhir, ada satu masalah yang muncul dan cukup mencolok terlihat dari anak-anak muda ini.
Kita sudah terbiasa dipertontonkan horror-show ala Arsenal di bawah mistar gawang. Blunder kiper menjadi warna yang biasa dalam setiap pertandingan mereka. Musim ini, Manuel Almunia dan Lukasz Fabianski tidak terlalu sering membuat blunder sendirian. Kali ini mereka justru dibantu oleh… tandem pemain yang berposisi persis di depan mereka.
Salah satu kelemahan utama Arsenal yang muncul di musim ini adalah rapuhnya lini belakang.
Kebijakan Wenger di awal musim untuk melepas beberapa pemain belakangnya dan membeli Laurent Koscielny dan Sebastien Squillaci belum terjustifikasi dengan baik.
Selain nama yang sama-sama sulit untuk dieja keduanya memiliki kesamaan. Terlihat impresif di awal musim, tapi semakin memburuk seiring musim berjalan.
Sebenarnya lini belakang Arsenal punya bek yang berkualitas tinggi dalam sosok Thomas Vermaelen. Tapi sayangnya, 'Verminator' masih harus terkapar entah sampai kapan di pinggir lapangan.
Para pemain-pemain muda yang dipasang untuk melengkapi tim ini juga mengkhawatirkan. Di satu pertandingan mereka bisa tampil luar biasa, dan pekan depannya bisa tampil kelewat buruk. Inkonsistensi jadi pilihan kata yang tepat untuk pemain-pemain ini. Secara umum lini pertahanan Arsenal bolong dimana-mana.
Di depan, tim ini punya tingkat ketajaman yang luar biasa. Dalam sebuah hari yang bagus, mereka bisa dengan mudah mencetak empat sampai lima gol ke gawang lawan mereka.
Masalahnya, kini lini belakang mereka menunjukkan performa penampilan mengkhawatirkan. Terbukti jelas di pertandingan terakhir, saat mereka membuang keunggulan 2-0 atas Spurs –sang rival abadi- dan harus rela kalah 2-3. Di kandang sendiri pula.
Para bek Arsenal terlihat lemah dan kesulitan menghadapi serangan pantang menyerah yang diperagakan lawan mereka, dan bukan yang pertama kalinya hal ini terjadi sepanjang di musim 2010/2011.
Sudah sering terlihat para bek Arsenal selalu kesulitan mengimbangi lawan yang mengandalkan fisik. Nama-nama semacam Didier Drogba dan Andy Carroll sudah menjadi bully yang terbukti sukses menghancurkan pertahanan Arsenal.
Dalam beberapa pertandingan, barisan pertahanan Arsenal sering terlihat tidak punya kekuatan apapun untuk mencegah gol tercipta di gawang mereka. Tiga kekalahan kandang dan musim baru berjalan seperempat menjadi biaya mahal untuk hal ini.
Solusinya?
Bola ada di tangan Wenger. Entah bagaimana caranya ia harus bisa memotivasi para pemain belakangnya untuk bisa tampil jauh lebih baik lagi. Terutama jika mereka masih ingin punya peluang merebut titel liga Inggris setelah puasa 6 tahun.
Solusi instan lain yang mungkin dipertimbangkan adalah dengan membeli pemain baru di bulan Januari nanti. Seorang pemain belakang yang sudah punya nama dan pengalaman yang cukup untuk menghadapi kerasnya persaingan di liga Inggris.
So, what are you going to do, Monsieur?
*posted in www.supersoccer.co.id 22/11/10
No comments:
Post a Comment