Tuesday, September 3, 2013

Sebuah Siksaan Bernama Transfer Deadline Day


Sebagai fans United, hari terakhir jendela transfer biasanya dihabiskan dengan menyaksikan klub-klub lain berjuang keras mendapatkan pemain lain sambil menanti transfer-transfer aneh (atau kemahalan) dan tertawa sesudahnya.

That was, of course, not the case for this season.

Hingga satu hari sebelum jendela transfer ditutup –diperingati pula dengan kekalahan 0-1 di Anfield- United masih belum membeli siapapun. SIAPAPUN. (Oke. Ada Varela. Gak diitung.)

Jadi, perjuangan untuk mendapatkan central midfielder pun dimulai. Pilihannya adalah Ander Herrera atau target-sepanjang-jendela-transer Marouane Fellaini. Selain itu, ada kemungkinan juga mendapatkan Leighton Baines. Or even Mesut Ozil.

Seharian, I was looking at three live updates (Di luar twitter!). Dari guardian, telegraph, dan Mirror. Menunggu pengumuman resmi apapun dari siapapun tentang belanja United untuk musim ini. All I want is a good central midfielder. Dan Herrera sepertinya memenuhi syarat itu. Fellaini apalagi. Di awal-awal, prospek kedua pemain ini bergabung tampak sangat cerah.

Tetapi yang terjadi, saya dipaksa untuk menatap iri ke layar setiap kali ada update terbaru yang muncul. Bale diperkenalkan ke 20,000-an fans di Bernabeu sebagai pemain termahal di dunia. Kaka kembali ke cinta lama-nya, AC Milan. Arsenal semakin dekat dengan Ozil. Liverpool –yang baru menang- menyelesaikan bisnis mereka di tengah hari dengan menambah 3 personil baru. Bahkan Aston Villa mendapatkan striker baru dari Lazio.

United? None.

Jangankan memulangkan kembali Cristiano Ronaldo. Mengejar Herrera dan Fellaini aja –yang keduanya jelas jelas mau ke Old Trafford- Ed Woodward dan David Moyes amat sangat kesulitan.

Kemudian muncul berita yang level absurd-nya terlalu tinggi: Perwakilan United di Bilbao ternyata bukan perwakilan resmi. Mereka… Impostors. WHAT THE HELL.

So, inevitably, the Herrera Deal was off the table. FFS.

Berita yang beredar setelahnya adalah, United memang sudah kehilangan minat membeli Herrera karena release clause-nya (yang cuma beda 6 Juta Euro dari tawaran mereka) terlalu mahal. Ada yang juga yang mengatakan mereka akhirnya lebih memilih untuk memfokuskan diri ke Fellaini. Dan Baines. Intinya? Ribet dan super absurd.

Muncul juga berita bahwa United menawarkan 40 Juta Euro untuk mendapatkan Sami Khedira. Ditolak mentah-mentah oleh Madrid –yang mungkin sedang sibuk bernegosiasi ria dengan Arsenal untuk Ozil.

Untuk meramaikan chaos, tiba-tiba muncul lagi berita United belum menyerah mendapatkan pemain dari Madrid. Kali ini giliran Fabio Coentrao dengan status pinjaman. Sampai tulisan ini ditulis, deal ini menjadi salah satu yang tidak jelas nasibnya. Kemungkinan besar sih gagal.

Akhirnya, semuanya kembali ke satu nama: Fellaini. Orang Belgia ini memberikan transfer request ke klub-nya di detik-detik terakhir. United pun mendapatkan satu pemain tengah idaman mereka dengan harga… 27,5 Juta Pound. Deal yang diumumkan beberapa waktu setelah deadline transfer terlewati.

A happy ending? In the term of getting a midfield, yeah. Di sisi harga? Not really. Harga Fellaini itu 5 Juta Pound lebih mahal dari release clause dia yang berakhir pertengahan Agustus kemarin. Then again, it’s Glazer’s money. Let’s spend it however we like.

Tetap saja, kenapa United tidak membeli Fellaini jauh-jauh hari (Padahal niat dan uang-nya ada) akan menjadi sebuah misteri yang rasanya sulit untuk dipecahkan siapapun. Bayangkan jika Fellaini dibeli sejak, let’s say, sebelum musim dimulai. Kekacauan dan keabsurd-an hari terakhir semacam ini tidak akan perlu terjadi. And also, he can play against Liverpool.


Well. This is, in my opinion, the worst transfer deadline day (and probably window) in years. Manchester United dengan manajemen baru mereka sukses mengacaukan segalanya. Sesuatu yang membuat banyak orang keheranan dan banyak fans frustasi.

The bright side? WE SIGNED A CENTRAL MIDFIELDER!