Monday, November 29, 2010

Jose Mourinho, Liga Spanyol, dan Obsesi

Barcelona punya obsesi tersendiri dengan Jose Mourinho. Dan Jose Mourinho juga punya obsesi dengan Barcelona. Dua kekuatan dahsyat di Sapnyol ini akan mendapat kesempatan untuk beradu di El Clasico nanti malam.

Beberapa waktu yang lalu, seseorang seolah telah menemukan sebuah kode paling penting sepanjang sejarah. Tertinggal di sebuah tempat duduk pemain cadangan di stadion tim yang kini berada di peringkat ke empat belas klasemen sementara, Hercules. Hanya empat potong kertas kecil. Tapi ini dianggap sebagai sebuah dokumen luar biasa penting yang akan memecahkan segala misteri dan rahasia.


Kertas-kertas ini berasal dari buku catatan Jose Mourinho. Di dalamnya ada tulisan-tulisan semacam "pace, movement TR9". "depth, dead balls, switch wings", "arrival, counter" -segalanya mengarah ke istilah-istilah dalam permain. Lalu ada juga inisial-inisial semacam DM dan PL di kedua sisi, O dan XA di tengah, K di belakang, di di halaman terakhir ada angka-angka: 38, 13, dan 6 di dalam sebuah kolom. Angka 57 di atasnya dengan tulisan "10 bulan" di sekitarnya.

Apa artinya semua ini? Berbagai media di Spanyol langsung mengangkat ini semua menjadi sebuah berita besar dan mencoba menganalisis setiap 'kode' ini satu per satu.

Tidak hanya kode-kodenya saja yang dianalisis, gaya tulisan tangan Mourinho pun menjadi salah satu subjeknya. Hasilnya, orang Portugal ini digambarkan sebagai "

orang yang baik" dengan "kemampuan luar biasa dalam hal kepemimpinan", "karakter yang kuat" dan "rendah hati" dengan "kepintaran yang luar biasa. Angka-angkanya? Sederhana saja. Artinya 10 bulan, 38 pertandingan liga, 13 Liga Champions, dan 6 di Copa Del Rey. Ini adalah pertanda bagus. Ia menghitung timnya mampu lolos ke final Liga Champions. Tapi tentu ini hanyalah sebuah teori.




Ada banyak yang meragukan Mou akan sukses dalam karirnya di Spanyol. Di satu sisi -sisi yang akan dihadapinya nanti malam dalam duel maut Real Madrid vs Barcelona- ia sudah dicap sebagai orang yang tidak bermoral. Tapi tetap saja ia memenuhi waktu dalam hidup mereka. Nyaris tidak ada seharipun berlalu tanpa ada serangan yang mereka luncurkan padannya. Di sisi lain, Mourinho juga tidak pernah mau kalah. Apapun yang ia lakukan adalah sebuah bagian dari rencana besar.

Kejadian pekan lalu saat Madrid dibanjiri kartu merah saat menang telak 4-0 atas Ajax di Liga Champions -dengan kemungkinan pemain-pemain ini harus absen di fase knockout nanti sama sekali tidak membantu. Ini justru menghapus penampilan indah mereka di lapangan dan justru menyajikan kontroversi sebagai sajian utama di depan masyarakat dunia.

Kehidupan di Spanyol tidak berjalan dengan cukup baik di awal bagi Mourinho, setelah membawa tim Inter Milan-nya menjadi juara Liga Champions, Real meraih hasil imbang 0-0 dua kali di dalam tiga pertandingan away. Dan banyak yang khawatir sepakbolanya akan menjadi semakin membosankan. Tapi kemudian, mereka menjawab dengan kemenangan 6-1, 4-1, 6-1 berurutan. Mereka berlanjut menang tujuh kali beruntun. Duduk di puncak klasemen, satu poin di atas Barca dan sudah mencetak 33 gol dari 12 pertandingan. Sebuah rekor terbaik dari manajer baru di Liga Spanyol.


Ada rasa percaya yang kolektif muncul di Madrid semenjak kedatangan Jose Mourinho. Kita bisa melihat dari ekspresi dan penampilan Angel Di Maria misalnya. Ada pengorbanan yang harus dilakukan. Pedro Leon sudah tidak dimainkan dalam dua pertandingan. Karim Benzema dihukum setelah datang terlambat. Sergio Canales kehilangan posisi dengan alasan sederhana: "Saya tidak menyukainya"

Secara pertahanan, mereka tampil aman. Penampilan Madrid penuh pergerakan dan ketepatan, dengan serangan balik yang dimotori oleh seorang Xabi Alonso. Mereka juga menikmati penguasaan bola jauh lebih banyak darri tim-tim yang pernah ada sebelumnya. Dengan pergerakan cepat yang dipimpin oleh Di Maria, Cristiano Ronaldo, dan tentunya si sederhana Mesut Ozil.

Tidak hanya bisa memenangi sesuatu, Mourinho juga berbeda. Ia punya caranya sendiri dalam melakukan sesuatu. Tidak ada satupun pelatih Madrid yang pernah mendapatkan kemewahan ini sebelumnya. Barcelona sudah sangat sering diidentifikasikan dengan pelatih mereka. Madrid nyaris tidak pernah. Hingga saat ini. Ketika Mourinho akhirnya datang. Salah satu rilis resmi mereka sempat menyebutkan "Pelatih Terbaik Di Dunia Akhirnya Datang". Dan sang presiden Florentino Perez juga menekankan, "Galactico kami tahun ini hanya satu: Mourinho"

Mendatangkan pemain baru menjadi bagian awal kepemimpinannya (Ricardo Carvalho dan Di Maria datang setelah dirinya 'memaksa'). Ia juga mengontrol segalanya dan saat ini ia sudah berubah menjadi suara klub ini. Sebuah identitas bagi Real Madrid. Dan Perez terlihat sangat bahagia dengan ini. Salah satu direktur klub menyebut, "Ia adalah pelatih terbaik di dunia. Tidak hanya soal taktik, ia adalah seorang psikolog terbaik, orang terbaik yang bisa menangani ego pemain, dan yang terbaik di jendela transfer"

Berbagai media di Spanyol terus menerus menjadikan Mourinho sebagai sasaran headline mereka. Headline dengan elemen kata "Mou" di dalamnya menjadi sesuatu yang rutin di musim ini. Bahkan ada yang menyebut dirinya adalah seorang "Michael Jackson-nya Pelatih". Saat persaingannya dengan Manolo Preciado, sang pelatih Sporting Gijon, ia justru disebut sebagai seorang Spanyol sederhana yang harus rela berhadapan dengan serangan dari bangsa luar. Mourinho -hanya dalam beberapa pekan- sudah diperlakukan bak dewa.

Memang tidak semua orang melihatnya sebagai seorang korban dalam insiden tersebut. Walaupun memang Preciado yang menghina Mou, menyebutnya "scumbag" alias "tempat sampah", para pelatih di divisi utama mendukung Preciado. Karena Mourinho dianggap melanggar salah satu peraturan utama dengan mempertanyakan profesionalitas pelatih lain. Menuduh Preciado membuang pertandingannya menghadapi Barcelona. Preciado adalah sosok yang populer. Sementara Mou adalah sosok yang terus punya sejarah mampu mempengaruhi wasit dan lawan.

Jika Barcelona, seperti yang ditekankan Mourinho sendiri, "terobsesi" dengan dirinya. Ia juga sebenarnya tidak jauh berbeda. Sama-sama memiliki obsesi luar biasa pada tim Catalan ini. Misi utamanya adalah untuk menghancurkan mereka. Sejauh ini, upaya provokasi yang ia lakukan tidak berjalan baik. Pep Guardiola menanggapinya dengan dingin dan menolak untuk terlibat lebih jauh. Meski begitu, saat sang presiden Barca, Sandro Rossel, menyebut Mou akan mendapatkan "sambutan yang layak" di Camp Nou. Banyak orang melihatnya sebagai sebuah ancaman.

Dan Madrid sendiri adalah sebuah ancaman yang jauh lebih berbahaya dari waktu-waktu sebelumnya. Misi pertama Mourinho untuk Madrid bahkan sudah ia jalani saat masih menjadi pelatih di Inter. Menghentikan langkah Barca di semifinal Liga Champions. Dan ia melakukannya. Setelah bertahun-tahun tanpa trofi, kemenangan adalah segalanya. Jadi rasanya bukan masalah jika ia membuat banyak musuh dalam perjalanan.

"Orang-orang yang menyerangnya hanya iri padanya karena ia sukses" bela Alfredo Di Stefano -persiden kehormatan Madrid. "Kami tidak mendatangkannya untuk mendapatkan teman. Kami mendatangkannya untuk menang" ucap Emilio Butragueno, salah satu direktur Madrid.

Dan terutama kemenangan di Nou Camp malam ini. Mampukah? Mari kita bersiap untuk pertandingan yang menarik perhatian jutaan pasang mata pecinta sepakbola dari seluruh dunia.

Please welcome, El Clasico.

No comments:

Post a Comment