Friday, November 19, 2010

INAFFF Day 3: A Quick Review

Awalnya gw udah berencana untuk gak INAFFF-an, tapi sebuah DM di twitter bikin gw ngeubah rencana.
@nobarSIMPATI yang baik hati memberikan gw tiket gratis buat nonton ‘From Within’. Gak mikir dua kali, INAFFF day 3: here I come!
Karena ngerasa nanggung cuma nonton satu film, gw pun memutuskan untuk nonton satu film lagi: ‘Snow White’.

Here’s my Review
:

From Within




Sebuah horor standar. Lumayan seru, meski tidak ada yang istimewa. Ceritanya tentang sebuah kota yang dihantui wabah bunuh diri. Penyebabnya disebut-sebut adalah sebuah buku hitam yang dibawa seorang remaja. Cowok ini ternyata punya masa lalu kelam di kota tersebut. Ibunya sempat dibakar beramai-ramai oleh warga kota karena dianggap penyihir. Apakah segala kejadian bunuh diri ini adalah ulahnya?

Banyak elemen yang coba dibicarakan sang sutradara di sini. Mulai dari guilt, pikiran sempit, hingga teror yang bisa muncul dari dalam diri sendiri. Justru, teror inilah yang paling mengerikan dan sulit untuk dihentikan.

Tapi di samping seru-nya horor dan juga twist-twist menarik yang muncul, yang paling menarik perhatian gw adalah tingkah laku para warga di kota tersebut. Mereka semua adalah orang-orang yang taat pada Tuhan. Masalah muncul, saat mereka menganggap orang yang berbeda dengan mereka adalah sesat dan harus dimusnahkan.

Sounds familiar, eh?


Anyway. This is just a typical-average-horror-movie.
Ketegangannya juga biasa aja. Tapi tetap ada hal-hal menarik yang bisa diangkat. Ditambah beberapa twist –meski agak ketebak- dan ending yang lumayan oke. Boleh lah ditonton untuk bersenang-senang.

Score: 5 out of 10

Snow White


Another Thai Horror. What can we expect? Well… Seperti yang kita tonton di film-film horor Thailand biasanya. Hantu-hantu, horor psikologis, cerita yang cenderung sakit jiwa, ketegangan yang muncul naik turun, plus twist.

Ceritanya soal dua orang pemuda yang mengambil janin seorang mayat wanita hamil untuk melakukan ritual demi mewujudkan keinginan mereka (standar, pingin bisa ML sama cewek dan pingin lulus ujian). Setelah sukses, gantian mereka yang dihantui Hantu Hamil ini. Sederhana? Banget. Tapi ada satu elemen lagi yang membuat film ini sedikit berbeda. Saat mereka mencuri si janin, ada satu orang pekerja Rumah Sakit yang mengetahui tindakan mereka. Tapi –entah bagaimana- they can keep this man shut. Masalah muncul ketika ia juga ternyata ikut dikejar-kejar oleh si hantu. Kenapa?

Sepanjang nonton, I can’t help but think that this movie actually not much different with our local horror. Cerita sederhana, hantu-hantu yang hampir sama seremnya (Setan Hamil vs Suster Ngesot), ngambil bahan buat ritual (Janin vs Tali Pocong), bahkan bentuk si janin setelah dibakar bikin gw inget sama jenglot. Cuma ya entah kenapa, horor kita tetep keliatan lebih cheesy.

Oke. Balik ke Snow White. Judul-nya manis ya? But believe me, setelah nonton film ini, you’ll never look at the Snow White the same way again.

Film ini diselamatkan dari ke-standar-an film horor lain (yang bahkan juga disindir di dalamnya) dengan kehadiran si orang ketiga di luar dua orang pemuda tadi. Segala twist dan ke-sakitjiwaan film ini ada sama orang ini.

Good stuff? Kind of. Memang blom masuk pada level ‘Shutter’ tapi sudah cukup ngebuat kita bergidik, menyerengit jijik, dan dihantui image ibu hamil yang hancur-hancuran. Good enough for you? It is for me.

Score: 6 Out of 10.

No comments:

Post a Comment