Friday, July 12, 2013

Harapan Palsu dan Manchester United



Ada satu hal yang tidak bisa dihindari saat seseorang berada dalam suatu hubungan: Harapan Palsu. Ini sudah muncul dari zaman antah berantah dahulu kala yang akhirnya menjadi semakin populer setelah era twitter (bukan orde baru) memberikan singkatan ke kasus yang satu ini: PHP.

Harapan palsu tidak hanya muncul sebelum hubungan itu tercipta (baca: pas PDKT) tapi juga ada di dalam hubungan itu sendiri. Ada begitu banyak harapan dan ekspektasi yang muncul setiap kali hubungan benar-benar tercipta. Dan bisa dipastikan, akan ada banyak yang berujung pada kekecewaan karena sama sekali tidak terwujud. Not even close.

Sialnya bagi para pecinta sepakbola, peluang untuk terjebak dalam harapan palsu lebih besar dibandingkan dengan kaum bukan pecinta sepakbola. Tidak hanya dari gebetan/pacar/suami/istri, klub bola kesayangan juga secara rutin memberikan penyakit yang satu ini.

Sindrom-nya biasanya memang muncul sepanjang tahun. Namun penyakitnya terasa jauh lebih parah di sekitar bulan Juni, Juli, dan Agustus. Saat bursa transfer musim panas Eropa sudah dibuka dan setiap pemain punya hak untuk pindah ke klub manapun yang ia mau.

Karena saya adalah penggemar Manchester United, mari kita coba melihat dari sisi klub yang (katanya) memiliki fans terbanyak di dunia ini.

Thiago Alcantara. Ini adalah nama terakhir yang memberikan penyakit rutin tahunan untuk para fans United. Setelah berminggu-minggu dikabarkan akan "segera" bergabung, pemain muda berbakat ini tiba-tiba diberitakan sudah muncul dan ikut berlatih dengan skuat Barcelona.

Tusukan yang selanjutnya datang lebih dalam lagi. Thiago nyaris dipastikan akan bergabung dengan manajer lamanya, Pep Guardiola, di Bayern Munich musim depan. Fans United yang sudah banyak berharap pun dipaksa untuk gigit jari. (Atau jika jari tidak cukup, bisa juga gigit pintu).

I chose to be a pessimist this time around. And that was the right choice. Sejak gelombang berita tentang Thiago semakin terasa berlebihan, saya semakin pesimis deal akan terjadi. This is Ronaldinho all over again.

Beberapa tahun yang lalu, rasa sakit hati karena ditinggal David Beckham masih terasa saat Manchester United dihubung-hubungkan dengan Ronaldinho sebagai pengganti. Melihat aksi brilian orang jenius dari Brazil ini, harapan pun langsung membumbung tinggi. Apalagi, salah satu tabloid sepakbola di Indonesia sempat memajang cover jersey United bernomor 7 dengan nama Ronaldinho.

Dan seperti yang kita semua tahu, sang jenius memilih bergabung dengan Barcelona.

Itu cuma satu contoh. Ada sederet nama lain yang terus menerus dikabarkan akan bergabung dengan United malah berakhir bertahan di klubnya atau bergabung dengan klub lain. Wesley Sneijder dan Eden Hazard bisa menjadi pengalaman buruk lain.

Kehadiran Robin Van Persie musim lalu menjadi sebuah pengecualian yang luar biasa. Some kind of miracle. Mungkin United harus berterima kasih pada prestasi Arsenal yang menjalani 7 tahun tanpa gelar dan berhasil membuat RvP frustasi.

Musim ini, Sir Alex Ferguson sudah tidak ada di bangku manajer United. Digantikan oleh David Moyes -yang masih berada dalam posisi antara menjanjikan dan meragukan. Dan United tetaplah United. Setiap media akan menghubungkan nyaris setiap nama besar yang tersedia di bursa transfer dengan klub ini.

Artinya? Harapan palsu masih akan bertebaran hingga jendela transfer ditutup pada tanggal 31 Agustus nanti. And of course, there will be more and more heartbreak until that point.

Satu-satunya cara adalah dengan tidak berharap banyak. Menganggap segalanya hanya gosip belaka hingga sang pemain benar-benar diperkenalkan ke publik secara resmi oleh klub.

Then again, this is a relationship. Kita tidak akan bisa menahan diri untuk mengharapkan sesuatu. Dan jika itu yang terjadi, maka siap-siap untuk (lagi-lagi) terluka.

It's really fun being a football fans, eh? ;)