Monday, November 28, 2016

The JKT48 Experience: Part 2.

2016 is a LOT of things. Bad things, mostly. With David Bowie, Prince, Alan Rickman, Brexit, Trump, and all that. Tapi di tahun ini juga, saya akhirnya benar-benar 'terjerumus' ke satu fandom baru (baru, for me), JKT48.

Apa hubungannya bad things di atas dengan terjerumusnya saya di fandom ini? Gak ada. Cuma karena ini blog saya dan yang baca post terakhir cuma 23 orang, jadi yasudah anggap saja di sini Universe berpusat pada Muhajjir Esyaputra.

Anyway. Balik ke JKT48.

Jelas sebelum tahun 2016, saya tahu sudah tahu apa ini. I have friends yang openly-wota. Dan i have huge interests on everything Japanese, jadi ya... tahu.

Segalanya berawal di bulan Maret tahun ini, and i wrote about it here. Saat-saat di mana my wota-virginity berakhir sudah dan oh boy, this black hole punya kemampuan menyedot diri saya dengan cepat dan ganas.

Maret sudah lewat lama dan setelah taste perdana itu, saya pun semakin bersentuhan dengan dunia ini. Pelan-pelan tentu saja. Awalnya sebulan sekali ke Teater. Terus dilanjutkan dengan pengecualian jika ada event (Grad, Birthday, something like that). And i always got the tickets. Mau nyoba last minute juga dapat. I even try the 2 shot thing. Pick an oshi. And have fun doing it.

Lalu, kenapa tulisan ini baru muncul sekarang?

Karena last week, i was getting into something more than just casual-teater-ing. I went to the grand total of 3 shows within a week, actually hangout with some wota, doing another two shot, missing the tickets, talk (nervously) to my own oshi at the lift, trying the waiting list thing, getting the waiting list, and missing the waiting list thing.

So yeah. One WHOLE week of JKT48 Experience.

Awalnya adalah hari Minggu yang lalu. Event khusus Grad-nya Ghaida. Saya bahkan gak sadar-sadar banget apply, tapi ya dapat aja. I came and enjoyed it so much. Setlist-nya menyenangkan sekali. Pilihan lagunya oke, drama-nya pun ada tapi gak berlebihan. It was really nice.

Next: Shenshuraaku (Spell-nya gini gak sih?) Week.

Untuk pembaca non-wota, artinya ini adalah semacam minggu perpisahan dan nostalgia karena tim-tim ini akan dipecah dan diganti mulai tanggal 1 Desember nanti. (Pas banget saya mulai hapal nama-nama anggota tim KIII, timnya diganti. Typical.). Jadi setiap hari ada show, dan banyak yang setlist lama. Momen nostalgia untuk banyak orang.

Satu-satunya show yang paling ingin saya tonton adalah SBGN. Setlist-nya tim KIII sekarang yang bakal gak ada lagi setelah hari Minggu kemarin. Dan tentu saja, saya gak dapat tiket untuk show ini. My luck is THAT brilliant.

Show lain yang saya apply adalah Boku no Taiyou, alias Matahari Milikku, ini setlist lama KIII yang ada di Apple Music. Jadi, saya somehow familiar dengan lagunya. I got the tickets. And enjoyed the show. Lagu-lagunya menyenangkan sekali. Dan di show ini juga untuk pertama kalinya, saya nonton sama satu geng wota-penuh-pengalaman.

Setelah nonton show ini, i do another two-shot. Sekarang sama Yona. Yatuhananakinikenapacakepamatsih. Dan with that, now i have (another) oshi. So, I have two now. Moga-moga gak nambah lagi.

Kurang-kurangin lah, Cha.

Skor sementara sekarang. Hubungan delusional 2 : Hubungan sebenarnya 0.

After the show, i actually hungout and talked with those wota-group yang tadi nonton bareng. Jadi selama ini saya, seperti sebagian besar kegiatan dalam hidup, lebih suka single-fighter alias datang sendiri. Tapi ini jadi pengalaman yang berbeda. Ketemu, kenalan, dan ngobrol. Mencoba mencari sisi-sisi menarik dari para wota ini. Ada yang bahkan udah spend 4 tahun lebih di fandom ini. Senior.

Dari mereka, saya menangkap beberapa wota-lingo. Bala misalnya. Ini istilah buat bad luck. Terutama untuk masalah bingo dan warna tiket. Dua hal yang sebelumnya saya gak pernah peduli, ternyata means so much for a lot of people. Terus ada juga cerita-cerita siapa yang ribut sama siapa, taruhan-taruhan kecil buat keep thing interesting, dan masih banyak cerita lain.

Oh iya. Sempat nanya satu hal juga sama salah satu dari mereka pas di dalam teater, "Buat banyak orang di sini, nonton teater itu feels-nya kayak nge-date ya?" Jawaban, "Enggak banyak kok.... Paling ya... 80% dari yang datang.". Me: "...baiklah."

And boy they do a LOT of stuff for this. Termasuk nongkrong sampai pagi di Fx demi bisa ngeliat sang idola turun mau pulang abis latihan. Sambil mungkin, dengan sedikit keberanian ekstra, menyapa dan bahkan ngasi kado-kado kecil. Pertanyaan saya sederhana, "Emang mereka bakal jawab kalo disapa?". Jawabannya, "Ada yang jawab. Ada yang dicuekin. Semua bisa kejadian. Tapi ya balik lagi, tergantung muka sih kalo di luar. Kalo di dalam kan wajib ramah tuh."

O... kay. That's depressing. In a way.

Besoknya, saya balik lagi ke Fx. Dan karena universe sedang baik hati, saya diberi kesempatan untuk mencoba kondisi ini.

Secara kebetulan, di Fx sepanjang weekend kemarin sedang ada Japanese Film Festival. Me, being kangen sama festival film apapun, let alone Japanese, menyambut ini dengan amat sangat gembira. Perfect timing, i guess.

Jadi di Jumat malam itu, dengan hati riang gembira karena Indonesia lolos ke semifinal, i went back to Fx buat nonton satu film di JFF. Film-nya jam 21.45. Sebelum nonton, saya ke Foodhall dulu untuk beli Yoghurt (kenapa Yoghurt? Lagi sok sehat aja.) Dan pas lagi milih-milih Yoghurt (man, the options: peach, strawberry, orange, honey. SO HARD), tiba-tiba ada yang mukanya familiar datang. Took me a few seconds, dan ternyata beneran Saktia (Note: Ini Oshi #1, waktu itu sempet 2-shot sama anak gak waras tapi sangat menyenangkan ini). Pake kacamata -my freakin' kryptonite.

Yaudah saya coba menyapa sambil lewat dan diapun membalas dengan senyum courtesy. Okay. Good enough. Berarti gak dicuekin.

After that, pas ngantri bayar ternyata dia di antrian yang sama, cuma di depan saya ada satu orang wota yang dengan semangat ngajak dia ngobrol -i can really sense the awkwardness, but you go, Girl!- dan bahkan go as far as nawarin bayarin belanjaan-nya Saktia. (Ini gak confirm bener apa enggak sih, i'm just assuming dari belakang.)

When i thought the encounter was done, ternyata saya ketemu lagi di... Lift. Iseng nyoba ngobrol dan ternyata bisa! These idols are actually a human being yang bisa diajak ngobrol tanpa harus datang ke event pake tiket atau kupon yang harus ditukar! It's a point proven!

Weekend berlanjut dengan more JKT experience for me. Hari Sabtu iseng nurutin kata Saktia dan one of my wota-friends buat nyobain Waiting List. Wasn't that hard dan dapat aja gitu. I ended up skipping one of my movie di JFF dan ikut nostalgia sama setlist KIII yang disukai banyak orang: Seishuun Girls. So that's 3 shows in less than a week. Holy Sh...

Tapi tetap aja. Show yang paling saya pengen nonton adalah show terakhir SBGN. Setlist-nya KIII yang ini my short-wota-time udah ditonton beberapa kali and i totally fell in love with it. I lost the verification-thingy, remember? Jadi ya harus nyobain waiting list lagi.

Di hari Minggu, sambil pararel JFF-an, iseng nyoba WL lagi. Dan... Gagal. My luck's out. I have to say goodbye ke SBGN -without actually seeing the last show. A bit sad. Apalagi sebenarnya udah mulai sayang sama tim ini -yang diacak acak lagi mulai this week.

Damn. This writing is scattered.

So anyway. That was my week getting deeper into this fandom. Jelas, masih banyak sisi-sisi menarik lain yang belum ke-explore. I'm still curious with the whole handshake-things. The direct selling. The concerts. Dan berbagai event lainnya. I think that will be another story for another time.

Until then, Selamat Datang Setlist Baru JKT. Please be good.


2 comments:

  1. link to part one doesnt work bro

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah iya. Thaanks!

      Sudah diganti. Silahkan dicoba lagi. :D

      Delete