Mendatangkan pemain senior atau bahkan yang sudah pensiun berarti satu hal bagi sebuah klub: mereka membutuhkan solusi instan.
Itulah yang dilakukan oleh Manchester United dan Arsenal saat memutuskan untuk ‘mengembalikan’ Paul Scholes dan Thierry Henry ke dalam skuad mereka. Keduanya adalah legenda hidup dan punya pengaruh yang sangat besar. Dan itulah yang mereka harapkan akan datang saat keduanya tampil kembali membela klub lama mereka ini.
Henry dipanggil kembali dalam jangka waktu super pendek. Hanya dua bulan saja. Dengan status pinjaman dari klub MLS, New York Red Bulls, ia disiapkan sebagai pengganti Marouane Chamakh dan Gervinho yang harus absen beberapa waktu karena ajang Piala Afrika.
Sementara Paul Scholes keluar dari masa pensiunnya dan kembali ke United setelah masalah lini tengah sang juara bertahan semakin memburuk. Dengan tidak adanya dana –atau lebih tepatnya niat- untuk membeli pemain baru, Scholes pun diharapkan bisa menjadi penyelamat dalam kontraknya hingga akhir musim nanti.
Jadi, karena ini adalah sebuah proyek jangka pendek dengan target sukses jangka pendek pula, maka rasanya layak untuk menilai penampilan keduanya hanya berdasarkan dua pertandingan perdana mereka.
Henry muncul di Arsenal dengan penuh gaya. Ia tampil menghadapi tim Championship, Leeds United, di Piala FA pada babak kedua dan langsung mencetak gol kemenangan. Sebuah hadiah kedatangan kembali darinya untuk para fans dan Arsene Wenger. Then again, lawannya ketika itu adalah tim divisi di bawah Liga Premier dan hanya di ajang Piala FA.
Tantangan sebenarnya muncul beberapa hari kemudian saat Arsenal bertandang ke Swansea City di Liberty Stadium. Timnya dihantam permainan luar biasa sang tim promosi dan Henry diharapkan bisa mengubah keadaan saat masuk di babak kedua. Tidak banyak membantu. The Gunners tetap kalah memalukan 2-3.
Di Manchester United, Paul Scholes memulai debut ulangnya saat menghadapi Manchester City di Piala FA dengan… sebuah blunder. Kesalahannya sempat membuat City mampu menciptakan gol dan membuat hidup United dalam sisa pertandingan tersebut menderita. Beruntung, The Red Devils tetap mampu menang dengan skor 3-2.
Kesalahan tersebut tidak membuat Sir Alex Ferguson kehilangan kepercayaan. Ia justru memberikan satu tempat di starting XI saat United menghadapi Bolton Wanderers akhir pekan kemarin. Scholes membayarnya dengan sempurna. Publik Old Trafford menyaksikan kembalinya pahlawan mereka dengan sebuah gol pembuka kemenangan telak 3-0.
Then again. Lawan mereka kali ini adalah tim yang sedang berjuang keras menghindari zona degradasi.
Jadi, bagaimana penilaian awal bagi para legenda yang rela turun gunung untuk kembali membela klub yang mereka cintai ini?
Henry jelas bukanlah pemain yang sama dengan yang pernah Arsenal miliki dulu. Meski begitu, keberadaannya memberikan aura positif dalam skuad dan inilah yang diincar oleh Wenger –selain golnya di lapangan tentu saja. Sayang, aura positif saja ternyata belum cukup untuk membawa timnya ke jalur kemenangan di Liga.
Scholes masih tetap Scholes. Enam bulan ‘berlibur’ tidak memberikan banyak perubahan. Kemampuan passing-nya tetap yang terbaik. Dan kemampuan tackle-nya tetap yang terburuk. Dan, oh, he really can scores. Untuk sementara, keputusan membawa kembali Scholes cukup bisa membantu United. Meski masih banyak yang harus dibuktikan. Terutama jika melawan tim yang lebih besar dari Bolton.
Akhir pekan ini akan menjadi ajang pembuktian keduanya. Seolah sedang melihat sebuah kelompok musik besar mengadakan tur reuni mereka, maka Emirates Stadium pun akan melihat benturan kedua legenda dan akan membuat banyak orang berpikir mereka menyaksikan re-run Arsenal vs United di tahun 2004 silam.
Apapun itu, kembalinya kedua legenda ini adalah sebuah warna yang mengejutkan di Liga Premier musim ini. Dan di tengah sepakbola yang semakin diatur dengan uang dan kerakusan para pemain beserta agen mereka, romantisme semacam ini bisa menjadi sebuah bumbu yang manis bagi fans di manapun.
*dimuat di www.supersoccer.co.id (20/01/2012)
No comments:
Post a Comment