Ada satu hal yang tidak bisa dihindari saat seseorang berada
dalam suatu hubungan: Harapan Palsu. Ini sudah muncul dari zaman antah berantah
dahulu kala yang akhirnya menjadi semakin populer setelah era twitter (bukan
orde baru) memberikan singkatan ke kasus yang satu ini: PHP.
Harapan palsu tidak hanya muncul sebelum hubungan itu
tercipta (baca: pas PDKT) tapi juga ada di dalam hubungan itu sendiri. Ada
begitu banyak harapan dan ekspektasi yang muncul setiap kali hubungan benar-benar
tercipta. Dan bisa dipastikan, akan ada banyak yang berujung pada kekecewaan
karena sama sekali tidak terwujud. Not even close.
Sialnya bagi para pecinta sepakbola, peluang untuk terjebak
dalam harapan palsu lebih besar dibandingkan dengan kaum bukan pecinta
sepakbola. Tidak hanya dari gebetan/pacar/suami/istri, klub bola kesayangan
juga secara rutin memberikan penyakit yang satu ini.
Sindrom-nya biasanya memang muncul sepanjang tahun. Namun
penyakitnya terasa jauh lebih parah di sekitar bulan Juni, Juli, dan Agustus.
Saat bursa transfer musim panas Eropa sudah dibuka dan setiap pemain punya hak
untuk pindah ke klub manapun yang ia mau.
Karena saya adalah penggemar Manchester United, mari kita
coba melihat dari sisi klub yang (katanya) memiliki fans terbanyak di dunia
ini.
Thiago Alcantara. Ini adalah nama terakhir yang memberikan
penyakit rutin tahunan untuk para fans United. Setelah berminggu-minggu
dikabarkan akan "segera" bergabung, pemain muda berbakat ini tiba-tiba
diberitakan sudah muncul dan ikut berlatih dengan skuat Barcelona.
Tusukan yang selanjutnya datang lebih dalam lagi. Thiago
nyaris dipastikan akan bergabung dengan manajer lamanya, Pep Guardiola, di
Bayern Munich musim depan. Fans United yang sudah banyak berharap pun dipaksa
untuk gigit jari. (Atau jika jari tidak cukup, bisa juga gigit pintu).
I chose to be a pessimist this time around. And that was the
right choice. Sejak gelombang berita tentang Thiago semakin terasa berlebihan,
saya semakin pesimis deal akan terjadi. This is Ronaldinho all over again.
Beberapa tahun yang lalu, rasa sakit hati karena ditinggal
David Beckham masih terasa saat Manchester United dihubung-hubungkan dengan
Ronaldinho sebagai pengganti. Melihat aksi brilian orang jenius dari Brazil
ini, harapan pun langsung membumbung tinggi. Apalagi, salah satu tabloid
sepakbola di Indonesia sempat memajang cover jersey United bernomor 7 dengan
nama Ronaldinho.
Dan seperti yang kita semua tahu, sang jenius memilih
bergabung dengan Barcelona.
Itu cuma satu contoh. Ada sederet nama lain yang terus
menerus dikabarkan akan bergabung dengan United malah berakhir bertahan di
klubnya atau bergabung dengan klub lain. Wesley Sneijder dan Eden Hazard bisa
menjadi pengalaman buruk lain.
Kehadiran Robin Van Persie musim lalu menjadi sebuah
pengecualian yang luar biasa. Some kind of miracle. Mungkin United harus
berterima kasih pada prestasi Arsenal yang menjalani 7 tahun tanpa gelar dan
berhasil membuat RvP frustasi.
Musim ini, Sir Alex Ferguson sudah tidak ada di bangku
manajer United. Digantikan oleh David Moyes -yang masih berada dalam posisi
antara menjanjikan dan meragukan. Dan United tetaplah United. Setiap media akan
menghubungkan nyaris setiap nama besar yang tersedia di bursa transfer dengan
klub ini.
Artinya? Harapan palsu masih akan bertebaran hingga jendela
transfer ditutup pada tanggal 31 Agustus nanti. And of course, there will be more
and more heartbreak until that point.
Satu-satunya cara adalah dengan tidak berharap banyak.
Menganggap segalanya hanya gosip belaka hingga sang pemain benar-benar
diperkenalkan ke publik secara resmi oleh klub.
Then again, this is a relationship. Kita tidak akan bisa
menahan diri untuk mengharapkan sesuatu. Dan jika itu yang terjadi, maka
siap-siap untuk (lagi-lagi) terluka.
It's really fun being a football fans, eh? ;)